Wednesday, 28 May 2014

Tantangan Pengendalian Ko-Infeksi TB HIV

www.toondo.com

Tema serial kelima dari lomba blog TB ini bikin saya merinding. Astaga! TB bergabung dengan HIV/ AIDS! Apa jadinyaaa? Ini mengingatkan saya pada film Hulk vs Iron Man. Bayangkan kalau Hulk dan Iron Man bergabung? Prok prok prok jadi apa? Ya tapi mereka kan superhero, lah kalo TB dan AIDS? Supervirus!


TB adalah penyakit pembunuh, AIDS? Lebih-lebih! Ternyata sodara-sodara, tuberkulosis adalah penyebab utama kematian Orang dengan HIV AIDS (ODHA)! Pada tahun 2012, ada 8,6 juta orang yang terkena TB, 1,3 juta diantaranya meninggal dunia, 320 ribu orang yang meninggal itu adalah pengidap HIV positif. Itu hitungan di dunia, bukan di Indonesia.  Di Indonesia, ada 460 ribu kasus  TB baru, 3 persen di antaranya juga mengidap HIV.

Jadi, bagaimana TB dan HIV/ AIDS bisa bergabung?

HIV adalah suatu virus yang menyebabkan penyakit AIDS, dengan menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Jadi, virus ini akan menyebabkan defisiensi (kekurangan)sistem imun di dalam tubuh. Nah, AIDS adalah penyakit kekurangan sistem imun, gitu. Masalahnya, penyakit ini masih belum ditemukan obatnya yang pas (kecuali hanya mengurangi rasa sakit dan memperlambat kematian). Penyakit ini juga menular, pada orang-orang dengan gaya hidup: seks bebas, homoseksual, pengguna jarum suntik narkoba, ibu penderita dengan HIV/AIDS kepada bayi yang dikandungnya atau yang disusuinya, suami dengan HIV/AIDS kepada istrinya, dan segala aktivitas yang melibatkan pertukaran darah, ASI, dan air mani antara penderita HIV/AIDS kepada nonpenderita.

TB Laten adalah kondisi di mana seseorang memiliki kuman mycobacterium tuberculosis (penyebab TB) di dalam tubuhnya, tapi dalam kondisi tidak aktif atau tertidur. HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Jika pengidap TB laten tertular HIV, maka kuman-kuman yang tidur itu akan terbangun dan aktif menyerang kekebalan tubuh. Dengan kata lain, kekebalan tubuh diserang oleh kuman mycobacterium tuberculosis dan HIV sekaligus! Bisa dibayangkan anjloknya kekebalan tubuh penderita TB HIV?

ODHA (orang dengan HIV/ AIDS) juga akan semakin memburuk kekebalan tubuhnya bila tertular kuman mycobacterium tuberculosis. Meluasnya penggunaan Anti Retroviral Therapy telah menurunkan angka kematian penderita AIDS. Belum lagi dengan semakin banyaknya penderita AIDS yang menyadari pentingnya menjaga kekebalan tubuh mereka dan menghindari penularan HIV kepada orang lain, misalnya: ibu hamil yang terkena AIDS memilih untuk melahirkan secara ceasar dan tidak menyusui bayinya, karena kedua hal tersebut bisa mengakibatkan penularan HIV kepada bayinya, penggunaan kondom saat berhubungan seksual, dan sebagainya.

Namun, bila ODHA tertular TB, risiko kematian ini akan membesar karena kuman TB bisa memperburuk kondisi penderita AIDS.  TB secara konsisten telah menyebabkan kematian yang cukup besar kepada orang-orang dengan HIV positif, terutama di negara-negara berkembang di Asia Tenggara dan Afrika. Sekitar 60 persen ODHA yang terinfeksi kuman TB (laten) akan menjadi TB aktif.

Jadi, pasien ko-infeksi TB-HIV adalah pasien TB dengan HIV positif dan ODHA dengan TB. Di Indonesia, TB menjadi tantangan bagi pengendalian AIDS, karena merupakan infeksi penyerta yang sering terjadi kepada ODHA (31,8%). Perkiraan WHO, jumlah pasien TB dengan status HIV positif di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 7,5%, jauh meningkat dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 3,3%.

Setelah mengetahui betapa berbahayanya ko-infeksi TB-HIV, maka penting bagi kita untuk mengetahui lebih dini jika terinfeksi  TB dan HIV. Ini juga menjadi tantangan utama dalam pengendalian TB dan HIV agar beban TB pada ODHA berkurang, dan begitu juga beban HIV pada TB.

Untuk itulah, diadakan kegiatan kolaborasi TB-HIV sebagai rangkaian kegiatan bersama program pengendalian TB dan HIV, sebagai berikut:

www.toondo.com

Tantangan ke depan dari program ini, sebagai  berikut:

www.toondo.com
Setelah mengetahui pentingnya kegiatan kolaborasi TB HIV, diharapkan ke depannya Indonesia bisa menuntaskan masalah kesehatan, terutama yang disebabkan oleh kedua penyakit menular dan berbahaya ini. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Sebagai masyarakat umum, kita harus mewaspadai potensi risiko penularan kedua penyakit ini dengan melakukan gaya hidup sehat. 


Sumber penulisan:
http://www.tbindonesia.or.id/
http://www.depkes.go.id/

2 comments:

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^