Dede Salim mencoba mengganggu kakaknya |
“Mama… Mama.. Dede mau nenen lagi….”
Saya terkejut mendengar
permintaan Sidiq, karena sudah beberapa bulan yang lalu dia berhasil disapih.
Memang susah sekali menyapih Sidiq, saya baru berhasil melakukannya setelah
usianya 2,8 tahun. Jadi kelebihan 8 bulan. Setelah usianya 3,5 tahun, tiba-tiba
dia minta nenen lagi? Kenapa?
Tadinya saya pikir karena dia
masih keingetan air susunya. Setelah disapih, dia memang masih menunjukkan perilaku
mau nenen, tapi lama-lama hilang dengan sendirinya. Lah kok tiba-tiba dia ngomongin nenen lagi?
Untunglah saya segera diberitahu
jawabannya. Insting seorang ibu, barangkali. Insting yang terlambat. Bisa juga
karena saya kurang memperhatikan aktivitas anak-anak dalam bermain. Saat itu saya
sedang ngidam hamil anak ketiga, jadi kurang perhatian terhadap kedua kakaknya
yang masih balita. Saya sempat bed rest dan
tinggal di rumah orang tuaku selama dua minggu untuk pemulihan. Saya tidak
punya asisten rumah tangga, sedangkan anak-anak masih balita. Di rumah orang
tua, saya bisa memulihkan kondisi yang sakit berat karena ngidam, sekaligus
mendapatkan bantuan dari adik untuk mengasuh anak-anak.
Di rumah orang tua ada fasilitas internet yang terhubung ke komputer.
Ayah berlangganan internet bulanan. Sering kali anak-anak rewel, lalu Ayah
mengajak mereka menonton video film kartun di You Tube. Mereka suka menonton
Thomas and Friends. Tentu saja saya tidak khawatir, toh yang ditonton film
kartun yang baik. Jadi, saya memang lalai memantau mereka. Ayah juga tidak selalu
memantau mereka. Anak-anak cepat sekali menerima pelajaran menggunakan komputer
dan internet. Mereka sudah bisa menggunakannya sendiri tanpa bantuan kakeknya
lagi.
Sampai suatu ketika, kebetulan
saya memergoki anak-anak yang sedang menonton You Tube. Saya kaget bukan main
karena yang ditonton bukan Thomas and Friends, melainkan video ibu sedang
menyusui bayinya dengan gaya yang “porno.” Lalu di sisi kirinya juga banyak
video kartun tapi porno (dengan gambar semi telanjang). Astaghfirullah!
Anak-anak baru berusia 4,5 dan 3,5 tahun. Mereka tidak mengerti apa yang sedang
mereka tonton, sehingga mereka dengan polosnya berucap,
“Tuh Ma ada dede bayi lagi
nenen….” Atau….
“Ma, itu olangnya gak pake celana….”
Wuaaaaaah… saya kecolongan. Saya
langsung tutup video itu, lalu menanyai mereka kok bisa sampai menonton itu?
Mereka tak bisa menjawab. Saya juga bertanya ke adik, barangkali tahu. Adik pun
angkat bahu. Anak-anak memang menonton video sendirian, karena mereka bisa
menonton berjam-jam saking kecanduannya. Setelah saya selidiki, ternyata
awalnya mereka menonton Thomas and Friends, lalu setelah bosan dengan video
yang satu, mereka mengklik video yang lain. Terus saja begitu hingga sampailah
mereka ke video-video yang semi cabul. Sejak itu, saya benar-benar mengawasi
anak-anak kalau mau menonton video kartun di You Tube.
Gadget dan internet sekarang ini
sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita, kecuali kita tidak tertarik
memasukinya. Untuk saya tentu saja keduanya sangat penting karena menunjang
pekerjaan sebagai penulis dan blogger. Di rumah, kami memiliki beberapa macam
gadget: laptop, tablet, hape android, hape BB, dan hape biasa tapi terkoneksi
juga dengan internet. Bagaimana dengan anak-anak? Berhubung mereka masih
balita, saya tidak memberikannya gadget, tapi mereka bisa memakai gadget orang
tuanya kalau sedang ada. Lho kok kalau sedang ada?
Yup, gara-gara kejadian itu, saya
tidak mau menunjukkan ke anak-anak kalau laptop di rumah kami juga bisa
terhubung dengan internet dan You Tube. Mereka baru bisa menonton You Tube
kalau ke rumah kakeknya. Suami membelikan Tablet untuk anak-anak, tapi hanya
untuk permainan edukatif. Dia mendownload banyak permainan edukatif semacam
membaca alphabet, menghitung, menggambar, membaca Al Quran, doa-doa, dan
sebagainya. Lama-lama anak-anak bosan juga dengan permainan yang itu-itu saja.
Eh, mereka berhasil menemukan You Tube di hape ayahnya #tepokjidat.
Apakah saya harus paranoid terus
gara-gara kejadian dulu itu? Berdasarkan pengalaman saya, gadget dan internet
sangat membantu aktivitas menghasilkan uang di dunia digital. Wawasan juga
bertambah dengan sering browsing.
Semua asyik ngeliatin game online di hape |
Anak-anak juga cepat belajar dari
permainan-permainan yang didownload dari internet. Diantaranya bahasa Inggris
dan bercerita. Mereka suka menceritakan kembali film yang ditontonnya di You
Tube. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, saya menerapkan 4 W dalam
penggunaan gadget untuk anak-anak ini:
Wait: tunggu sampai usia mereka
cukup untuk menggunakan mobile internet. Berhubung sekarang ini usianya masih
balita, jadi saya tidak memberikan gadget kecuali meminjam milik orang tuanya
dalam waktu terbatas. Saya akan memberikan mobile internet kalau mereka sudah
membutuhkannya, misalnya untuk mencari tugas sekolah. Guru-guru zaman sekarang
sering memberikan tugas yang bahan-bahannya harus dicari di internet. Biasanya
di usia SMP.
Wise: bersikap bijaksana dalam
memberikan mobile internet. Meskipun kelak akan saya berikan di usia SMP, saya
hanya akan memberikan sekadarnya. Yaitu, pulsa dengan quota terbatas, sehingga
mereka tidak akan banyak mendownload hal-hal yang tidak diinginkan. Cukup
sebatas keperluan. Orang tua juga harus bisa mengarahkan anak-anak agar memakai
internet untuk kegiatan positif. Seorang ibu perlu untuk terus mengikuti zaman.
Sekarang zamannya facebook, twitter, you tube, besok mungkin akan lain lagi. Teknologi
internet apa yang akan muncul di masa depan, harus bisa saya kuasai juga agar
dapat berjalan beriringan dengan anak-anak.
Watch: selalu perhatikan
anak-anak ketika menggunakan mobile internet. Kelalaian orang tua akan
berdampak buruk terhadap anak-anak. Usia remaja justru paling rentan, karena
mereka sedang mencari jati diri dan mencoba hal-hal baru. Untuk pemakaian internet
di laptop, dapat saya blokir hubungan ke situs-situs porno. Sering-sering juga
mengecek gadget anak-anak. Tentunya ini setelah melakukan perjanjian dengan
anak-anak. Jadi, sebelum memberikan
gadget, harus dibuat perjanjian dulu dengan anak-anak, diantaranya:
dilarang membuka situs-situs porno dan yang mendekati itu, dan harus
memperbolehkan orang tua untuk mengecek aktivitas mereka di dunia digital. Selama
mereka masih di usia anak-anak, orang tua berhak untuk mengontrol kegiatan
mereka, termasuk di dunia digital. Terkadang anak-anak ingin dianggap sudah
dewasa dan dibebaskan dari pengawasan orang tua.
Warning: berhati-hatilah selalu dengan
tren mobile internet. Jangan lepas pengawasan terhadap anak-anak. Batasi
penggunaannya pada anak-anak, karena apabila kecanduan, akan merusak otak.
Contohnya saja kecanduan main game di internet, dapat menyebabkan anak-anak
kehilangan konsentrasi karena fokus pada permainan game.
Pada akhirnya, orang tua memang
berperan penting dalam penggunaan mobile internet oleh anak-anaknya. Internet
bagaikan pisau bermata dua: di satu sisi menguntungkan, di sisi lain merugikan
apabila berlebihan dan lepas dari pantauan. Semoga kelak saya bisa menerapkan
keempat W ini dengan konsisten demi perkembangan anak-anak saya.
setuju....peran orangtua penting dalam penggunaan internet oleh anak-anaknya...
ReplyDeleteTulisannya bagus mbak leyla, apalagi 4 W nya
ReplyDeletebener bener excellent :D
sukses mbak dengan GA nya
Terima kasih Mas Imam sudah mampir. Doa yg sama untukmu :-)
DeleteSemangat ngontes ya Bu Hanna.
ReplyDeleteSyukur deh, jadi tambah meriah contesnya.
Mendekatkan jiwa muda dengan dunia teknologi macam internet itu memang perlu Bu, agar anak tidak menjadi anak yang kuper dan perkembangan dari generasi ke generasi.
Kitapun juga harus bersyukur karena pendidikan dini juga sudah di terapkan dan di kenalkan dengan dunia internet.
Namun kita juga harus waspada karena apapun yang di cari di internet itu pasti ada. Tidak lain juga video video dan foto-foto berbau tak senonoh.
Terimakasih atas artikelnya Bu Hanna. Salam peluk sayang untuk keponakan-keponakan saya dari Jember.
Juga hati-hati dengan cuaca sekarang ya Bu. Usahakan selalu berjaket saat sore hari. Mengingat cuaca dingin sekali saat malam.
Marii...
Ternyata blog ini belum saya follow ya?. Perasaan aku pernah mampir-mampir kesini. Tapi kok tampilannya sedikit beda ya?. Habis ganti template ta Bu?. Atau saya yang salah ya?.
DeleteHeheee sudah ku follow blognya.
Terima kasih advisenya Mas Imam juga :D Ini blog saya yg lain, saya punya byk blog hehe..
Deletepengalamannya membawa hikmah ya bu..
ReplyDeletesalam kenal...