Friday 16 December 2022

ASUS Zenfone 9 untuk Food Blogger

Di usia 40 tahun plus seperti sekarang ini, saya dihampiri kekhawatiran akan kehilangan kesempatan kerja menjadi content creator. Lowongan content creator sudah mulai dibatasi umur dan penampilan. Umur maksimal 35 tahun dan penampilan harus muda dan menarik. Seperti saat mencari kerja kantoran saja. Saya pun mulai berpikir nih, konten apa yang bisa saya buat tanpa harus mengandalkan penampilan fisik dan usia? 

 

ASUS Zenfone 9

Saya menjadi blogger sejak tahun 2011 di usia awal 30 dan masih memiliki bayi dan balita. Sehingga dulu banyak job blogger untuk mengulas produk bayi, balita, dan skincare. Rasanya dulu memang job blogger itu tidak ada batasan usia ya. Asalkan bisa menulis dan mengulas produk, serta blognya rutin update. Entah mengapa sekarang ini blogger harus muda dan menarik, layaknya selebgram dan brand ambassador. 

Tentunya konten skincare sudah menjauh dari jangkauan saya, meskipun masih ada satu dua brand yang mau bekerjasama. Setelah saya pikir-pikir, konten yang sesuai untuk saya di usia sekarang dan bisa saya kerjakan adalah konten makanan dan masakan. Yup, saya tidak perlu memamerkan wajah dan penampilan. Cukup makanan dan masakan saya saja yang ditampilkan.

Menjadi Food Blogger

Alhamdulillah, saya ini suka kulineran bersama keluarga. Beberapa artikel kuliner saya bisa dibaca di blog ini contohnya pada artikel berjudul Jajan Getuk Goreng Asli Sokaraja. Pada dasarnya memang saya dan keluarga suka wisata kuliner tanpa menunggu disponsori. Setiap akhir pekan, kami biasa makan di luar supaya dapat suasana baru. Saya juga bisa dapat ide masak dari makanan yang kami coba di restoran. 

Sebagai ibu rumah tangga, pekerjaan saya sehari-hari juga memasak untuk keluarga. Saya suka mencoba resep masakan. Sejak blog ini baru dibuat pun saya sudah suka membagikan resep masakan yang sudah saya coba sendiri. Tujuannya tidak hanya untuk berbagi resep, melainkan juga untuk simpanan saya nantinya. Kadang saya lupa lagi cara memasak masakan yang pernah saya masak. Contohnya, Resep Sop Kaki Sapi dari ibu mertua. 

Food Blogger

 

Saya tidak sering memasak Sop Kaki Sapi, karena bahannya tidak ada di tukang sayur dekat rumah. Jadi harus ke pasar untuk beli kaki sapinya. Akibatnya, saya mudah lupa dengan cara memasaknya. Nah, kalau pas mau masak tapi lupa caranya, saya tinggal baca lagi deh resep masakannya itu. Gampang, kan? Bisa diwariskan juga nih resep masakannya ke anak menantu. 

Bahkan suami saya yang mengusulkan agar saya menulis semua resep masakan dari mertua, sebagai simpanan bila ibu mertua sudah meninggal nanti. Dengan begitu, suami saya masih bisa memakan masakan peninggalan ibu mertua. Selain Sop Kaki Sapi tadi, suami saya suka sayur kacang merah. Resep Sayur Kacang Merah khas Sunda juga sudah saya tulis di blog ini.

Kendala Food Blogger 

Sayangnya, foto-foto makanan dan masakan yang saya hasilkan itu belum bagus banget. Itulah kendala yang saya alami. Susah deh mengambil foto makanan yang fokus dan menerbitkan air liur. Apalagi kalau fotonya malam-malam atau pagi-pagi. Soalnya saya kan biasa masak itu pagi-pagi dan sore menjelang malam. Nah, sudah susah tuh mengambil foto masakan yang bagus, karena ada bayangan yang muncul dan pencahayaannya pun kurang. 

Saya berharap bisa mengambil foto makanan dengan bagus kapan pun dan di mana pun. Tidak hanya foto makanan. Berlaku juga untuk video makanan, karena saya juga suka membuat video memasak dan kulineran untuk diposting di youtube atau instagram reel. Untuk video masak itupun, saya mengalami kesulitan karena kurang terang. Cahaya alami di rumah saya itu kurang memadai, terutama di bagian dapur. Alhasil video memasaknya jadi cenderung gelap. Belum kalau goyang-goyang dan tidak stabil.

Nggak mungkin kan saya pindah rumah yang memiliki pencahayaan bagus? Bisa saja sih nanti pindah rumah, tapi biayanya pasti lebih besar daripada ganti hape. Lebih baik saya membeli hape yang spesifikasinya mendukung konten food blogger dong. Sebab, saya kan membuat konten juga bukan hanya di rumah. Sering kali di restoran dan tempat makan lain yang belum tentu memiliki cahaya memadai.

Kenapa harus ganti hape, bukan beli kamera saja yang bagus sekalian? Yah, karena saya itu orangnya malas repot bawa-bawa kamera yang ukurannya lebih besar daripada hape. Saya mau yang praktis saja. Kamera sih sebenarnya sudah punya, tapi ya itulah untuk membawanya cenderung merepotkan. Terutama kalau saya bepergian dengan angkutan umum. Saya harus naik angkot, kereta, dan bus, agak riskan membawa kamera yang ukurannya besar.

ASUS Zenfone 9 untuk Food Blogger

Nah, kebetulan sekali nih ASUS baru saja mengeluarkan ASUS Zenfone 9 yang memiliki kamera bagus untuk food blogger. Kelebihannya bukan hanya itu saja sih.  Coba saya uraikan apa saja spesifikasi dan kelebihan dari ASUS Zenfone 9 ini ya. 

Kamera 

Fitur ini nih yang menjadi prioritas utama saya sebagai food blogger.  ASUS Zenfone 9 ini menggunakan kamera utamanya yaitu 50MP ultra-wide angle dari Sony IMX766. Apa keistiwaannya? Kamera ini dapat menangkap gambar meskipun cahayanya kurang terang atau pada malam hari dengan hasil yang memuaskan. Dia juga dilengkapi dengan stabilisasi gimbal hibrid 6 sumbu dan autofokus. Jadi, gambar yang diambil pun bisa stabil dan nggak blur meskipun kita mengambil fotonya dalam kondisi bergerak. Wah, keren banget ya.

Kamera Zenfone 9

 

Teknologi gimbal stabilizer yang dimiliki oleh ASUS Zenfone 9 ini sesuai banget untuk food blogger, karena dapat merekam setiap gerakan sekalipun itu adalah gerakan yang tiba-tiba dan spontan. Jadi, kita bisa mengambil foto orang sedang makan tanpa khawatir fotonya jadi blur. Dan tentunya bisa mengambil foto pada malam hari. Itu yang penting sekali buat saya, karena saya lebih sering membuat konten pada sore atau malam hari. 

Kamera keduanya adalah 12MP ultra-wide dengan sensor Sony IMX363 untuk fotografi makro dan fitur autofokus. Apa kelebihannya? Kamera ini bisa merekam foto makro dengan fokus hingga 4 cm. Kita bisa melakukan zoom dan selfie dengan tingkat kedalaman yang tinggi dan lebih tajam. Saya tuh dulu pernah ikut kursus foto pakai hape untuk food blogger. Katanya sih foto makanan itu jangan dizoom, karena nanti pecah dan tidak fokus. Sepertinya aturan itu nggak berlaku kalau kita pakai ASUS Zenfone 9 ini, karena masih tetap fokus dan tajam meskipun fotonya dizoom. 

Untuk membuat video juga memadai lho. Perekaman video bisa dilakukan dalam mode pro. Ada banyak pilihan kustomisasi dan setup, seperti manual setting untuk fokus, kecepatan shutter, white balance, perekaman, dan sebagainya. Ada fitur Light-trail mode untuk mengambil obyek bergerak dengan efek cahaya yang menarik. 

Gimana dengan audionya? Untuk merekam video, fitur ini penting sekali. Senangnya lagi, ASUS Zenfone 9 dilengkap dengan dua speaker linier yang masif dari Qualcomm AqsticTM smart amps  dilengkapi dengan jack audio 3.5mm menggunakan Qualcomm Acstic DAC yang baru. Artinya, fitur ini akan menghasilkan suara yang kuat dan bebas distorsi. Jadi, nggak ada lagi deh masalah suara saya nggak kedengeran sewaktu mengulas makanan di resto atau menjelaskan proses memasak. 

Desain 

Kepraktisan adalah alasan saya memilih ASUS Zenfone 9 untuk membuat konten food blogger. Desainnya memang memudahkan, bisa dipegang dengan satu tangan saja dan bisa dimasukkan ke dalam kantong atau pouch mini. Tapi tenang, walaupun kecil bodynya tetap tangguh. Layarnya sudah dilindungi dengan Corning Gorilla Glass Victus sehingga bisa empat kali anti gores meskipun jatuh dari ketinggian sampai 2 meter. Sudah begitu bodynya juga anti air dan debu. 

Desain Zenfone 9

 

Cocok banget kan untuk food blogger seperti saya yang membuat konten saat memasak. Itu riskan terkena air dan terjatuh karena tersenggol. Maklum, di dapur itu pasti sudah penuh barang-barang kebutuhan memasak. Nggak cuma body yang tangguh, secara penampilan pun ASUS Zenfone 9 ini juga terlihat cantik. Apalagi dengan empat pilihan warnanya, yaitu Moonlight White, Starry  Blue, Sunset Red, dan Midnight Black yang bisa dipilih sesuai dengan kesukaan kita. 

Performa 

ASUS Zenfone 9 memiliki performa yang mantap, karena menggunakan prosesor Flagship Snapdragon 8+ Gen 1 Mobile Platform. Nggak tanggung-tanggung nih performanya kuat dan responsif. Meskipun begitu, jangan khawatir hape ini cepat panas ya. Ada cooling systemnya dengan vapor chamber berteknologi yang tinggi. 

Performa ASUS Zenfone 9

 

Konektivitas Wifi-nya itu ngebut dan stabil, dilengkapi dengan teknologi hyperfusion sehingga kita bisa mendapatkan sinyal terbaik. Kapasitas baterainya juga besar yaitu 430mAH dan pengisian ulangnya juga lebih cepat. Tentunya ini sesuai sekali untuk saya yang sering diundang ke acara food blogger untuk mengulas makanan di restoran. Sehingga tidak perlu sering-sering mengisi daya baterai dan juga bisa mendapatkan sinyal lebih baik untuk mengunggah konten makanan. 

Nah, itu dia sebagian dari keunggulan ASUS Zenfone 9 yang sesuai untuk food blogger. Buat kalian yang mau beli Zenfone 9, udah bisa kalian dapatkan melalui partner dan channel pembelian resmi produk ASUS antara lain Erafone, Tokopedia, ASUS Exclusive Store, ASUS Online Store atau klik di sini https://www.asus.com/id/mobile/phones/zenfone/zenfone-9/.


“Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS Zenfone 9 Blog Writing Competition di Blog Widyanti Yuliandari”

 






 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^