Tuesday 26 February 2019

Remaja Gaul, Harus Nulis di Mading!

Majalah Dinding 


Suatu ketika, di hari yang sangat panas, saya dipanggil oleh Kepala Sekolah. Beliau memuji cerpen saya yang dimuat di sebuah majalah remaja. "Cerpen ini difotokopi ya, lalu ditempel di Mading," kata beliau. Wow, akhirnya karya saya ada juga yang mejeng di Mading. Sebelumnya, tulisan saya yang mejeng di Mading berisi pesan cinta untuk gebetan alias kakak kelas yang saya suka wkwkwk....


Saat kuliah, saya juga ditunjuk untuk mengisi Mading Kampus. Sebuah Majalah Dinding menjadi penyampai pesan kebaikan. Para siswa maupun mahasiswa setidaknya akan meluangkan waktu untuk membaca isi Mading, sembari menunggu jam masuk kelas, saat jam kosong, pas pulang sekolah, maupun saat menunggu teman. Daripada iseng, ya baca Mading. 

Sekarang masih begitu nggak ya? Kehadiran ponsel pintar barangkali sudah membuat perhatian beralih. Sebagai seorang yang pernah aktif mengisi Mading, memang kegiatan itu sangat positif. Saya jadi lebih terasah kemampuan menulisnya, juga lebih kreatif karena tulisan itu tak sekadar ditulis di secarik kertas. Tulisan ditulis dengan indah di atas kertas berwarna, lalu dihias-hias. Kreatif, kan? 

Mading adalah media informasi sekolah.  Isinya bisa pengumuman dari sekolah, maupun hasil kreativitas siswa seperti cerpen, puisi, feature, komik, berita OSIS, dll. Bentuk Mading seperti papan tulis dari karton, kertas, styrofoam yang kemudian ditempeli aneka tulisan dan foto. Awalnya hanya 2 dimensi tapi kini sudah 3 dimensi. Ukurannya cukup besar, sekitar 120x260 cm. Semakin besar, semakin banyak informasi yang dibagikan.

Mading dikelola oleh siswa dan guru. Biasanya dipilih beberapa siswa yang bertanggungjawab mengatur materi Mading. Materinya bisa dikirimkan oleh semua siswa di sekolah itu, tapi akan diseleksi lagi mana yang pantas untuk ditampilkan. Guru sekolah ikut membimbing pembuatan Mading agar menarik.

Setidaknya, Mading punya beberapa fungsi yaitu:

Informatif: berupa informasi kegiatan sekolah yang akan dan sedang dilakukan.

Komunikasi: menjadi jembatan komunikasi antar siswa, misalnya lewat rubrik kirim-kirim salam. Seperti saya dulu sering kirim salam ke gebetan hehe....

Rekreasi dan Kreatif: Isi dari Mading dapat menjadi sarana hiburan siswa, misalnya saja cerpen, komik, pantun, atau sekadar rubrik kirim salam. Kalau saya dulu heboh sekali jika ada seseorang yang kirim salam lewat Mading. Sedangkan fungsi kreatifnya, para siswa yang terlibat dalam pembuatan konten Mading ini dapat menjadi lebih kreatif.

contoh Mading

Remaja Gaul, Harus Nulis di Mading! 
Ups, masihkah ada Mading di era digital? Sekarang ini perhatian kita lebih banyak ke smartphone. Saat jalan pun, kepala menunduk memandang smartphone. Apakah anak-anak zaman sekarang masih suka membaca tulisan di Mading?

Jangan ngaku gaul, kalau nggak suka baca? Segala informasi datangnya dari bacaan. Meskipun bacaan konvensional sudah tak menarik, anak-anak remaja masih bisa membaca via smartphone. Yup, tanggal 28 Februari akan hadir platform terbaru Mading Sekolah yang menarik dan mudah digunakan oleh para siswa dan guru. Wow, penasaran nggak nih?

Buat gambaran, ini ada pemaparan dari Oktora Irahadi, Marketing Director Cameo Project Inisiator Program dari MadingSekolah.id. Proses perwujudan idenya sudah 1,5 tahun setelah melihat Mading di beberapa sekolah yang menjadi sarana komunikasi di sekolah. Terpikirlah keinginan untuk membuat Mading Online agar para remaja pelajar dapat saling mempengaruhi secara positif.

Fitur yang paling menarik adalah Drag and Drop Mading Creation agar para pelajar dapat membuat Mading secara mudah. Tentunya, penyebaran Mading ini lebih luas karena bisa diakses secara online sehingga dapat memperkenalkan sekolah dan para siswanya ke seantero dunia. Wow, jadi para remaja nggak hanya gaul di sekolah melainkan juga ke seluruh dunia dengan adanya Mading Online ini.

Tambah penasaran? Cuss tunggu kehadirannya di:
www.madingsekolah.id
Instagram: @madingsekolahid




4 comments:

  1. Dulu aku salah satu Aktivis mading, di SMA masih seputaran berbagi karya Puisi (cinta) doang, di Kampus baru deh mulai beranikan diri nulis yang agak "berbobot", wkwk

    Jadi kangen masa2 karya tulis sendiri ditempel di Mading dan bisa dibaca banyak orang, sekarang bikin mading ala2 di rumah, yang baca kayaknya aku sendiri, yang lain cuma lewatin doang, haha

    ReplyDelete
  2. Keren juga ya idenyaaa, kepo kayak gimana.. Cuss langsung browsing web sama IG-nya.. hehe.. Seingetku dulu pas SMA ada lomba mading di sekolah.. Kayaknya mah kalah haha.. Walopun bukan tim mading sekolah, dulu suka banget baca mading.. :D Yang paling diliat bagian DUDU, Dari Untuk Dengan Ucapan.. Wkwkwk.. ��

    ReplyDelete
  3. Jadi ingat masa sekolah yg suka isi mading dengan puisi ��. Drag and drop Mading ini bikin pensaran aja deh. Ditunggu yaaa kehadirannyaaa

    ReplyDelete
  4. Aku dulu ngasuh majalah mading di sekolah, jadi ingat ada space buat yang kirim-kirim pesan, nama boleh dirahasiakan dan adenya Anjasmara paling banyak dapat pesan cinta wkwkwkwk

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^