Wednesday 20 January 2016

Optimalisasi Kecerdasan Majemuk Menggunakan Morinaga Multiple Intelligence PlayPlan



Assalamu’alaikum, Bunda-bunda tentu sudah membaca tulisan-tulisan saya sebelumnya mengenai Morinaga Multiple Intelligence PlayPlan yang sangat membantu saya memberikan permainan-permainan edukatif untuk si kecil. Untuk bisa mengakses website www.morinagamiplayplan.com caranya mudah saja. Kita tinggal mendaftar dan mengikuti petunjuknya. Setelah mendaftar, saya diminta menjawab 64 pertanyaan untuk menganalisis kecerdasan yang paling dominan dari delapan jenis kecerdasan yang ada pada Salim. Setelah selesai menjawabnya, ada empat kercerdasan yang paling dominan: Musikal, Kinestetik, Naturalis, dan Visual Spasial. Selanjutnya nanti saya bisa mengembangkan kecerdasan itu dengan menggunakan stimulasi-stimulasi yang diberikan.


Dari Newsletter Morinaga, Helly Octaviana, Business Unit Head Nutrition for Kids, Kalbe Nutritionals, mengungkapkan, “Morinaga percaya, setiap anak lahir dengan potensinya masing-masing yang menjadikannya unik. Sejalan dengan pendidikan akademis yang harus ditempuh, pendidikan non akademis juga penting agar potensi si kecil berkembang maksimal.” Agar si kecil menjadi Generasi Platinum, yaitu anak-anak yang siap menerima masa depan dengan bekal fisik yang sehat dan kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual, Morinaga mempersembahkan MoriCare+ Prodiges yang merupakan sinergi antara nutrisi dan stimulasi. 

Dengan menggunakan filosofi sepuluh jari tangan yang berbeda-beda, setiap anak memiliki potensi yang berbeda-berbeda. Orangtua harus mengetahui dan memahami potensi si kecil sebagai langkah awal membesarkan dan membantunya berkembang sesuai dengan  kepribadian uniknya. Hal itu juga dapat membantu pengembangan karakter dan rasa percaya diri si kecil dalam menghadapi tantangan global. Inovasi MoriCare+ Prodiges lebih dari sekadar nutrisi atau beyond nutrition, karena menghadirkan sebuah modul digital: Multiple Intelligence PlayPlan atau MI PlayPlan.  

Saya sudah mencoba aplikasi tersebut dan sudah mendapatkan empat kecerdasan yang dominan ada pada Salim, 3,3 tahun. Saya sangat terbantu dengan games-games yang disediakan dan dapat dipraktekkan di rumah sehingga saya menjadi lebih kreatif dalam menstimulasi Salim. Aplikasi ini ditujukan untuk anak usia 1-6 tahun. Salim sangat senang sekali mempraktekkan ide-ide permainannya. Dia jadi memiliki kesibukan yang bermanfaat. 


Berdasarkan empat kecerdasan dominan yang ada pada Salim, saya mau menceritakan stimulasi yang sudah saya berikan, satu per satu. 

Pertama, Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal adalah kecerdasan yang menekankan kemampuan memahami musik sebagai media untuk mengapresiasikan diri. Sekarang saya paham, mengapa Salim sangat tertarik dengan suara musik atau orang bernyanyi. Rupanya kecerdasan yang paling dominan adalah musikal! Salim itu kalau ada suara musik atau orang bernyanyi, dia akan tertawa-tawa lalu ikut bergoyang. Dia akan senang sekali kalau disuruh naik ke atas meja untuk bernyanyi. Dia juga suka bermain tebak suara, yaitu menirukan suara-suara hewan yang diketahuinya. Sayang, saya belum banyak menstimulasi kecerdasan yang satu ini karena saya sendiri kurang suka bernyanyi. Ini PR buat saya agar lebih semangat dalam memberikan stimulasi, diantaranya dengan bernyanyi saat melakukan kegiatan sehari-hari maupun membuat alat musik dari benda-benda yang mudah ditemukan.

Tahu sendiri kan, kalau kita membeli alat musik seperti gitar, piano, biola, itu berapa harganya? Stimulasinya bisa dimulai dari yang sederhana dulu. Yang penting anak berani maju ke depan dan menunjukkan bakatnya. Kecerdasan musikal ini bukan berarti ke depannya nanti anak saya akan menjadi pemusik atau penyanyi. Howard Gardner yang menggagas Kecerdasan Majemuk dan banyak ilmuwan lainnya meyakini bahwa kecerdasan musikal adalah pusat pengalaman manusia dan merupakan awal dari munculnya kecerdasan individu.

Kecerdasan musikal memiliki keterkaitan erat dengan jenis kecerdasan lainnya. Kita sering merasakan musik dengan tubuh kita melalui gerakan-gerakan seperti menghentakkan kaki, menggeleng-gelengkan kepala, menari, dan sebagainya, yang berhubungan dengan kecerdasan kinestetis. Kita juga merasakan musik dengan emosi, seperti menangis (saat lagunya sedih), tertawa (saat lagunya gembira), dan sebagainya, yang berhubungan dengan kecerdasan emosional (Interpersonal). 

Manfaat memiliki kecerdasan musikal itu diantaranya: memiliki pengetahuan untuk mengurangi stress yang dialami, meningkatkan kreativitas diri, menggali berbagai kemampuan terpendam untuk kepentingan belajarnya dan mengingat berbagai informasi mengenai sesuatu, mengasah suasana hati (mood) untuk lebih mengoptimalkan keberadaan dirinya, dan memiliki pengetahuan untuk memperdalam hubungan personalnya dengan orang lain. (sumber referensi: di sini)

Jadi, makin paham deh saya sekarang kalau kecerdasan musikal ini perlu distimulasi dengan baik. Wah, saya harus sering-sering bernyanyi nih untuk Salim. Tak heran kegiatan bernyanyi itu sering diadakan di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan TK (Taman Kanak-Kanak). Nah, aplikasi MI PlayPlan memberikan ide untuk membuat alat-alat musik yang mudah dibuat, salah satunya Gitar Kardus. Bahan-bahan yang diperlukan dan tahapan pembuatannya bisa lihat di gambar. 

Berhubung lemnya kurang kuat, maka saya menambahnya dengan lem selotip, lalu menjahitnya sedikit di tengah-tengah. Didiamkan dulu semalaman agar lemnya mengeras. Besok paginya, Salim bergaya dengan gitar kardusnya bak seorang Ksatria Bergitar! 

Cara membuat Gitar Kardus

Kedua, Kecerdasan Kinestetis
Kecerdasan kinestetis adalah kecerdasan yang menekankan pada penggunaan tubuh dalam berkomunikasi dan mengekspresikan diri. Kalau yang ini jelas sekali, karena Salim itu sangat aktif, tidak mau diam, selalu bergerak ke sana kemari, dan senang membongkar benda-benda. Makanya mainan-mainannya rusak semua karena dipreteli. Kalau belum copot semua onderdilnya, belum puas. Cara menstimulasinya dengan mengajak melakukan kegiatan-kegiatan fisik, seperti berlarian, melompat, naik sepeda, bermain di luar rumah, atau bermain pasir. 


Setidaknya sekarang saya mengerti mengapa saya seharusnya santai saja kalau anak-anak mengacak-acak rumah, tidak  bisa diam, berlarian, dan melompat-lompat di tempat tidur, karena itu salah satu cara menstimulasi kecerdasan kinestetis. Orangtua justru harus senang kalau anaknya aktif dan tidak ada gangguan pada salah satu anggota tubuhnya. 

Ketiga, Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan Naturalis merupakan kecerdasan dalam berpikir dan belajar yang berkaitan dengan pemahaman terhadap lingkungan sekitar kita, seperti tanaman, binatang, atau benda mati seperti air, batuan, atau gejala alam seperti hujan atau panas, atau tentang ruang angkasa. Yang namanya anak-anak, Salim memang suka dengan cerita-cerita binatang atau karakter-karakter hewan. Saya sering membacakan cerita hewan-hewan dan dia senang mendengarkannya. Nanti dia akan mengikuti suara hewan-hewan tersebut.  



Untuk stimulasinya, saya mencetak gambar-gambar siklus hujan, elang dan makanannya, serta gambar-gambar lain dari website MI PlayPlan. Saya ajak Salim untuk mewarnai gambar, sekaligus menjelaskan maksud gambar tersebut. Misalnya, gambar siklus hujan. Saya jelaskan bagaimana proses terjadinya hujan. Memang, anak seusia Salim belum mengerti benar, tapi insya Allah kalau sering diceritakan lama-lama dia mengerti. 



Keempat, Kecerdasan Visual Spasial
Kecerdasan Visual Spasial merupakan kecerdasan dalam berpikir dan belajar dengan gambar-gambar, memahami bentuk, pola, bentuk, posisi, dan ruang suatu obyek, termasuk untuk berpikir kreatif. Di antara cirinya adalah senang menggambar atau melukis, melihat lukisan-foto-film, membuat berbagai permainan kreatif, dan sebagainya. Salim memang suka sekali menonton film, termasuk video-video yang ada di You Tube. 


Cara membuat Penguin

Ahaa! Ternyata Rencana Bermain MI PlayPlan juga ada di You Tube. Saya membuat boneka Penguin dari kardus yang cara pembuatannya mengikuti video You Tube Morinaga Platinum, berjudul: Rencana Bermain Multiple Intelligence - Beri Makan Penguin. Salim ikut menggunting-gunting saat saya membuatkan boneka Penguinnya. Sekalian saja saya kasih tahu bentuk-bentuk geometri, seperti lingkaran dan segitiga. Setelah bonekanya jadi, dia pun tahu kalau Penguin itu makanannya ikan. Dia senang sekali memasukkan ikan-ikan ke mulut Penguin.



Demikian stimulasi yang sudah saya berikan kepada Salim. Tentunya itu belum cukup. Masih banyak ide-ide bermain lainnya di website MI PlayPlan yang  bisa saya praktekkan. Selain stimulasi, si kecil juga membutuhkan nutrisi. Nutrisi adalah perisai pelindung tumbuh kembang anak. Dikutip dari Newsletter Morinaga, DR. Dr. Ahmad Suryawan, SpA(K), Ketua DIvisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Soetomo FK Unair Surabaya menjelaskan, “Perisai pelindung yang dimaksud, tersusun dari tiga sisi yang terbingkai menjadi satu kesatuan yang saling menguatkan. Sisi pertama, terdiri dari stuktur dan sirkuit otak yang terbentuk dengan sehat dan kuat. Sisi kedua, terbentuk dari sistem kekebalan tubuh yang mampu melindungi anak dari paparan negative lingkungan sekitar. Dan, sisi ketiga terbentuk dari bangunan fisik tubuh yang mampu tumbuh sesuai dengan tahap manusia. Kekuatan bangunan Perisai ditentukan oleh bahan dasar penyusunnya, yaitu nutrisi sejak dini yang tepat dan seimbang.”



Salah satu nutrisi penting yang saya berikan adalah susu Morinaga Platinum Chil-School 4 MoriCare+ Prodiges Rasa Madu untuk anak usia 3-12 tahun dari Kalbe Nutritionals. Memiliki formula Platinum Moricare+Prodiges, inovasi unggulan berupa sinergi nutrisi antara faktor kecerdasan multitalenta, pertahanan tubuh ganda, dan tumbuh kembang optimal untuk mendukung si kecil menjadi Generasi Platinum yang Multitalenta. Alhamdulillah, Salim minum ASI sampai usia dua tahun lebih. Menjelang dua tahun, saya berikan susu formula tambahan, langsung menggunakan gelas. Salim suka meminumnya, jadi sekarang saya tidak perlu menyapihnya untuk kedua kali (menyapih dari dot). 


Minum susu Morinaga Chil-School Moricare+ Prodiges ini tiga kali sehari, insya Allah sudah memenuhi kebutuhan gizi dan energi si kecil, selain mengonsumsi makanan bergizi. Doa Mama, semoga Salim kelak bisa menjadi anak Generasi Platinum yang Multitalenta. Aaamiin…. 







9 comments:

  1. Seru nih.. bisa ditiru untuk kegiatannya Akmal. Akmal juga dominan kinestesisnya :)

    ReplyDelete
  2. permainannya kayanya ga abis2 ya MI Playplan

    ReplyDelete
  3. Anak saya malah gak begitu suka musik... Lebih condong ke logika matematik dan naturalis. Tapi kalo nyanyi mah bisa dan asyik2 aja, hehe...

    ReplyDelete
  4. Mba Leyla, anankku termasuk senang dengan aktifitas prakarya seperti itu karena sellau dilakukan di sekolahnya Jadi bahan nih buat saya sekeluarga. Amin

    ReplyDelete
  5. Sama, Mbak. Diana juga belom ngerti kalau macam proses hujan gitu diterangin, hihihi. Ngertinya nonton yutup. :)

    ReplyDelete
  6. banyak belajar dari permainan ini ya mbak

    ReplyDelete
  7. Permainan seperti ini merangsang daya kreatifitas anak ya Mba..

    ReplyDelete
  8. wah seru, permainannya bisa mengasah kreatifitas:)

    ReplyDelete
  9. Anak-anak bisa belajar dan bermain di MI Playplan ya mbak. Keren ih, jaman kita kecil dulu belum ada ya yang seperti ini hahaha

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^