Tuesday 21 July 2015

Cerita-cerita Sebulan Terakhir

Alhamdulillah, sudah lebaran. Kami sekeluarga masih mudik ke Garut, kampung ayahnya Ismail, Sidiq, dan Salim. Insya Allah, besok baru pulang. Nunggu arus mudiknya mereda, supaya nggak kena macet. Kalau kena macet pun ya jangan parah-parahlah. Soalnya kami sudah pasti melewati daerah macet terparah: NAGREK. Biarpun udah dibikin jalan baru, tetap aja masih macet kalau lebaran. Dua hari sebelum lebaran saja sudah kena macet. 


Sebulan ke belakang, kita sudah melewati bulan Ramadan. Anak-anak belajar puasa, tapi belum penuh. Nggak apa-apa, yang penting sudah belajar. Ramadan ini bertepatan dengan tahun ajaran baru. Tahun lalu, bisa masuk sekolah selama seminggu. Tahun ini hanya tiga hari saja, karena jadwal masuknya sudah berdekatan dengan libur lebaran. Sidiq sudah kelas 1 di SD yang sama dengan Ismail. SD-nya sudah lebih kinclong sekarang, setiap kelas dicat dengan pemandangan macam-macam. Salim pun bisa narsis, hihihi.....

Saya juga sudah belajar naik motor sampai ke sekolah mereka. Tadinya hanya berani di sekitar komplek perumahan tempat tinggal saya. Alhamdulillah, ternyata saya bisa! Pelan-pelan saja jalannya. Memang agak kagok karena disalip-salip kendaraan lain yang padat. Maklum, jalan raya. Jadinya saya bawa tiga anak! Moga makin lancar naik motornya. Lumayan bisa menghemat pengeluaran untuk ojek. 

Baris pertama bersama duo ustazah
Sidiq, sweater kuning
Para Ustazah memperkenalkan diri

Libur lebaran, tadinya saya mau mencoba melatih anak-anak berpuasa di rumah, eh ayahnya langsung mengirim mereka ke rumah Kakek Nenek di Garut. Ternyata mereka lebih disipilin puasa diawasi oleh Kakek Neneknya. Memang baru sampai jam 12 siang, lalu dilanjutkan lagi sampai jam 6 sore. Ismail sudah nggak merengek-rengek minta buka, dan Sidiq bisa puasa tanpa sahur (susah sih dibanguninnya). Begitu balik lagi ke rumah saya, Ismail kembali merengek-rengek, karena Salim masih makan semaunya, baru umur 3 tahun, belum mengerti dikasihtahu. Untuk menyiasatinya, saya baru beli jajanan menjelang jam 12 siang. Ismail tahan nggak makan nasi, tapi nggak tahan kalau nggak ngemil. 

Dipikir-pikir, sebenarnya lebih enak kalau anak-anak puasa sambil sekolah. Di sekolah, puasa bersama teman-temannya jadi nggak terasa. Kalau di rumah, sebentar-sebentar melihat jam. Memang benar, puasa itu lebih membuat kita jadi produktif. Untuk melupakan rasa lapar, mending kita melakukan banyak kegiatan. Semoga tahun depan mereka bisa lebih banyak puasa di sekolah bersama teman-temannya, supaya nggak minta buka terus, hehehe.....

Beberapa hari lagi mereka akan kembali ke sekolah, dan saya kembali disibukkan dengan urusan sekolah anak-anak, termasuk menjemput mereka. Semoga dimudahkan. Aamiin.... Untuk para pembaca blog ini, selamat lebaran yaaa.... Mohon maaf lahir dan batin.




No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^