Friday 15 August 2014

Menyaksikan Geliat Nelayan di Pantai Santolo

Selamat dataang!

Matahari menyembul perlahan dari ufuk cakrawala. Ombak pantai menderu-deru semakin kencang mendekati bibir pantai.  Setelah semalam menginap di penginapan sederhana, tepat di sebelah Pantai Sayang Heulang, saya dan keluarga asyik menikmati matahari terbit dari pinggir pantai. Indaaaah sekali. 


Liburan kemarin, kami jalan-jalan ke Pantai Santolo dan Pantai Sayang Heulang di Pameungpeuk, Garut Selatan. Cerita tentang Pantai Sayang Heulang, sudah pernah saya tuliskan di blog ini. Yang berikut ini adalah cerita tentang Pantai Santolo. Jarak kedua pantai itu  hanya tiga jam perjalanan dari Kota Garut, Jawa Barat, tapi baru pertama kali itu saya ke sana. Masya Allah, indahnyaaa! Atau saya yang kuper ya, karena itu kali kedua saya berwisata ke pantai setelah berabad-abad silam *lebay. Biaya penginapan semalam Rp 200 ribu, tenggat waktu sampai jam 12 siang. Kami tak mau melewatkan waktu untuk kembali bermain di pantai. Setelah puas bermain di Pantai Sayang Heulang, selanjutnya kami bermain di Pantai Santolo. 


Menuju ke Pantai Santolo, melewati pegunungan
dan kebun teh.
Indahnya Pantai Sayang Heulang
Sayangnya, pantai ini belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai obyek wisata. Buktinya, saat saya datang di hari Jumat, tak ada seorang penjaga tiket pun. Jadi, saya bebas tiket masuk. Keesokan harinya, baru deh ada dua orang penjaga tiket. Masih menjadi pertanyaan saya, apakah mereka memang hanya berjaga di hari libur karena sepinya pengunjung di hari biasa? Penginapan-penginapan yang ada di sekitar pantai pun masih kosong melompong. Kabarnya, penginapan itu baru penuh di hari lebaran, karena banyak wisatawan.  Memang beda ya berlibur ke tempat wisata yang sepi pengunjung. Kita jadi bebas mengeksplorasi pantainya, karena sepertinya hanya keluarga saya satu-satunya wisatawan yang terlihat di pantai. Setelah jam dua siang, baru deh banyak orang yang datang, itupun nelayan-nelayan yang mau mengambil rumput laut.  

Neneknya anak-anak mengajak kami ke Pelelangan Ikan di Pantai Santolo, dua kilometer dari Pantai Sayang Heulang. Di Pantai Sayang Heulang, tak ada yang jualan ikan buat dibakar atau dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Tak perlu mandi dulu, kami langsung berangkat ke Pantai Santolo, sekalian cari sarapan karena perut sudah keroncongan. Tak ada rumah makan yang sudah buka pagi-pagi di pinggir Pantai Sayang Heulang, karena kami datang bukan di hari libur, jadi pengunjungnya tak banyak.
Bagian depan penginapan

Bagian dalam penginapan
Waah.. rupanya di pinggir Pantai Santolo itulah pusat keramaian wisata pantai di Pameungpeuk ini. Ada penginapan, pasar, dan sudah tentu… tempat pelelangan ikan. Perahu-perahu nelayan tertambat di bibir pantai. Sudah ada penjual ikan segar yang menunggu pembeli, tapi kami memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar ke pinggir pantai. Menyaksikan geliat nelayan yang akan maupun sudah melakukan aktivitas melaut.
Perahu-perahu yang tertambat itu nyaris semuanya berwarna biru. Ombak pantai sedang pasang, menerjang bebatuan karang yang besar-besar di sekitar pantai. Kalau tak dicegah, anak-anak pasti sudah berlarian ke arah laut, melewati batu-batu karang yang tajam. Suara ombak terdengar sangat kencang. Bau amis pun menguar, menandakan keberadaan ikan-ikan yang begitu dekat. Ikan-ikan laut berukuran besar, sebagian dijajarkan oleh para pedagang di depan pelelangan. Pengalaman yang luar biasa, memperkenalkan laut, ikan, perahu, dan nelayan di Pantai Santolo kepada anak-anak saya. Mereka menunjuk-nunjuk perahu nelayan dengan mata membesar, karena baru pertama kali  menyaksikan dari dekat.
Menyaksikan perahu nelayan yang berlabuh

Jajaran perahu nelayan di Pantai Santolo
Di kejauhan, saya melihat sebuah perahu nelayan sedang berjuang menuju ke dermaga. Pergerakannya terlihat lamban, karena diterjang air laut yang besar. Terombang-ambing di tengah laut, usai menjaring ikan. Pastilah nelayan itu telah begadang semalaman, demi mendapatkan ikan-ikan untuk dijual dan dimakan sendiri. Ikan tongkol, kakap, udang, cumi, dan si mata lembu, hewan laut khas Pantai Santolo. Ada banyak restoran yang menyajikan si mata lembu sebagai sajian utamanya. Syukurlah akhirnya nelayan itu berhasil menaklukkan ombak dan menepi di dermaga dengan selamat. Nelayan-nelayan lain segera menyambut dengan membawa beberapa balok es untuk mengawetkan ikan yang baru ditangkap. Aktivitas pagi yang menyegarkan mata.

Duduk di batu karang, tepi Pantai Santolo

Puas bermain di batu karang, kami mencari jajanan di sekitar pantai. Ada deretan warung jajan yang menyediakan beraneka jenis gorengan. Pisang, ubi, bakwan, dan lontong masih mengepulkan uap panas karena baru diangkat dari wajan penggorengan. Seakan tak ingin kehabisan, kami berebut mengambil gorengan itu. Pisang gorengnya enak banget, manis. Suami saya sampai membeli lagi seplastik untuk dibawa pulang, padahal sudah makan banyak di tempatnya langsung. Wah, harus hati-hati nih kalau banyak makan gorengan, takut kena sakit tenggorokan.

Makan gorengan di pinggir pantai
Sakit tenggorokan ini semacam sakit kegemaran, karena sering menimpa anggota keluarga saya. Suami dan anak sulung saya sering banget deh kena sakit tenggorokan. Biasanya kalau habis perjalanan jauh dan makan  makanan yang menyebabkan radang tenggorokan. Saya juga beberapa kali terkena radang tenggorokan, bahkan pernah sampai parah dan mesti ke dokter. Tenggorokan bengkak dan susah menelan. Makanya, saya tak mau terkena lagi. Untuk itu mesti sedia Liang Teh Cap Panda, teh herbal yang berguna meredakan panas dan sakit radang tenggorokan.  Rasanya manis dan enak, serta beraroma dedaunan. Anak-anak saya pun senang meminumnya.

Semua suka minum Liang Teh Panda
Kandungan Liang Teh Panda
Teh Herbal yang Halal
Sebelum pulang, sudah tentu kami mampir dulu di tempat pelelangan ikan.  Neneknya anak-anak menawar beberapa jenis ikan yang hendak dibawa pulang. Kami pun mendapatkan satu kilo ikan tongkol, satu kilo ikan kakap, dan satu kilo cumi-cumi besar. Harganya rata-rata per kilo hanya Rp 22 ribu-25 ribu. Murah sekali,  ya?

Menawar ikan di Pelelangan
Sepulang dari Pantai Santolo, kami masih meneruskan bermain di Pantai Sayang Heulang. Menghabiskan waktu yang tersisa. Anak-anak kelihatan seru banget bermain dengan ayahnya. Kami bahkan menguji adrenalin dengan menembus ombak pantai yang sedang pasang. Saya sampai nyaris terbawa ombak. Wuiih… seruuu bangeeeet….. Kapan lagi bisa seneng-seneng di pantai kayak begitu? Anak-anak pun tak mau diajak pulang ke Garut, pengen tetap di Pameungpeuk. Tapi, tetap saja kami harus pulang. Selamat tinggal, Pantai Santolo dan Pantai Sayang Heulang. Semoga lain kali kami bisa menyambangimu lagi.


Sidiq main di pasir


Anak-anak dan ayahnya belum puas main ombak


Tips berlibur ke Pantai Santolo, Garut:

  1. Untuk sampai ke sini, harus menggunakan mobil pribadi atau carteran, karena tak ada angkutan umum. Maklum, perjalanannya menembus pegunungan dan kebun teh.
  2. Tidak ada sinyal telekomunikasi, kecuali hanya dari dua operator seluler besar, itupun sinyalnya tidak penuh. Kadang ada, kadang hilang. Bisa dibilang, kita susah mau foto selfie dan langsung dikirim ke jejaring sosial, hehehe…..
  3. Harga penginapan semalam sekitar Rp 200 ribuan, hanya tersedia tempat tidur dan kamar mandi. Untuk minum, air panas, bisa dibeli di warung dekat penginapan. Kecuali kalau membawa peralatan masak sendiri.
  4. Pagi hari, ombak pasang, harus hati-hati terutama yang membawa anak kecil. Jangan sampai terbawa air laut. Siang hari, air surut sehingga kita bisa berjalan sedikit ke tengah laut dan melihat batu karang beserta kerang-kerang yang masih hidup.
  5. Harga seafood di restoran sekitar pantai, lumayan mahal. Sekilo sekitar Rp 80 ribuan. Mending beli aja ikannya di pelelangan ikan dan dibakar sendiri.
  6. Ada beberapa larangan yang tercantum di papan larangan: tidak boleh buang sampah sembarangan, mengambil pasir, batu karang, dan tidak boleh mengambil ikan dengan cara-cara yang merusak. Patuhi ya, jangan dilanggar. Supaya anak cucu kita kelak juga bisa menikmati wisata pantai yang indah ini.



19 comments:

  1. ada angkutan umum koq, bis juga masuk kesana. Bisa naik dari terminal cicaheum Bandung, dari terminal Leuwi Panjang, atau dari Garut bisa naik dr terminal garut :D. Ada Elf atau bis DARINI

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oooh iya ya, Maak.. soalnya waktu ke sana tuh sepiii banget. Pengunjung yg dateng rata-rata pake motor dan mobil pribadi, jadi kirain gak ada angkutan umum. Makasih infonya, Maak.. :-)

      Delete
  2. Ikannya maakk..gede2 pisan. Kebayang bakar2 ikan sambil mantai...seruu ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Maak.. bisa ngebakar di sana juga, asal bawa alat2 buat bakar ikan, atau minta dibakarin sama tukang ikannya juga bisa :-)

      Delete
  3. Wisata pantai memang asyik ya mak. Bersyukur kita lahir di bumi Indonesia, yang surganya pecinta pantai

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ho oh, alhamdulillah kita punya banyak wisata pantai ya ^^

      Delete
  4. Saya punya foto pantai Santolo yang keren bingit. Lupa yang ngambil foto saya apa suami. Malah pernah dijadikan foto pameran di Batam. Orang-orang pun bertanya ini pantai mana. Garut dong :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bagi fotonya, maakkk.... fotografer mah beda deh hasil fotonya ^^

      Delete
  5. Waah...jadi pengin ke Pantai Sayang Heulang deh.Kayaknya masih alami da asik banget.Ntar kalau pengin ikan baru ke Santolo...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih alami, Mak, karena jarang yg datang. Sekali datang, bisa langsung ke dua pantai ^^

      Delete
  6. Baru tau kalau di Garut ada pantai yang namanya unik :D eh itu minuman kesukaanku juga lho mak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah Mak Mira suka Liang Teh Cap Panda juga yaa... enak dan sehat yak.. :-)

      Delete
  7. wuih seru yaa jalan-jalannya

    ReplyDelete
  8. seru yaa acara jalao2 dipantainya

    ReplyDelete
  9. Wah pasti menyenangkan acara jalan2nya ya mak, apalagi melihat hasil laut yang banyak dan besar2 tambah betah deh jadinya, sukses untuk lombanya ya mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah,seneng banget Mak, Excited! :D

      Delete
  10. Dari dulu merencanakan touring ke pantai2 di Garut belum kesampaian... hiks...

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^