Tuesday 3 December 2013

Tips Memilih Buah dan Sayur

Kangkung. Wikipedia.

“Kangkungnya bolong-bolong gitu sih, Ru?” tanya seorang ibu yang sedang berbelanja sayur bersama saya dan ibu-ibu lain di tukang sayur langganan. Tukang sayur itu namanya Heru.

“Justru yang bolong-bolong gitu yag bagus, tandanya gak pake pestisida!” sahut ibu lainnya.

“Ooh, gitu yaah… Wah, boleh-boleh….” Ibu-ibu pun berebutan mengambil kangkung yang daunnya bolong-bolong itu, sementara saya masih pikir-pikir.


Melihat sayur yang bolong-bolong rasanya kurang sedap dipandang. Lebih enak memandangi sayuran yang mulus, seperti yang dijual di supermarket-supermarket. Memang sih, sayuran yang mulus itu konon karena disemprot pestisida jadi serangga tidak merusaknya. Zaman sekarang, susah mencari sayuran yang tidak disemprot pestisida, kan? Produksi massal membuat petani terpaksa menggunakan pestisida agar tidak gagal panen.  Ada sayuran organik, harganya mahal. Kangkung biasa yang seharga Rp 1.000,  yang organiknya bisa sepuluh kali lipat harganya jadi Rp 10.000. Buat ibu-ibu dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, tentu sangat memberatkan. Itu baru kangkung, belum bahan-bahan makanan lain.

Bapak mertua saya kebetulan seornag petani sayur. Apa saja ditanam kalau sedang musim: timun, tomat, pare, terong, bahkan padi. Kalau pulang kampung pas panen, sudah tentu saya kebagian hasil panennya. Pernah saya kebagian tomat yng mulus-mulus, tapi masih ada residu pestisidanya yang menempel di tangan. Itu tandanya tomatnya memang disemprot pestisida. Lalu, bagaimana? Apakah harus dibuang? Selama ini sih tetap saya gunakan asal dicuci bersih dulu. Ternyata tindakan saya sudah benar, sebagaimana tips yang diberikan oleh Mak Lianny Hendrawati dalam tulisan di blognya yang berjudul “Tips Pemilihan Buah dan Sayur.”

Sayuran yang disemprot pestisida tidak mengapa dikonsumsi asalkan dicuci bersih, itu tips pertama. Pilih buah dan sayur yang masih segar, tapi juga tidak mentah. Contohnya saja kentang, jangan pilih yang warnanya hijau karena kulitnya mengandung racun. Wow, saya baru tahu nih. Dulu saya pernah beli kentang yang kulitnya masih hijau, untungnya sedikit. Setengah hijau, setengah cokelat. Lagian kulitnya kan gak dimakan ya?

Setelah ngalor-ngidul ngomongin sayuran, akhirnya saya cuma bisa bilang kalau tulisan ini diniatkan untuk mengikuti giveaway Mak Lianny Hendrawati, qiqiqiqi….. Saya suka nih karena Mak Lianny sering ngasih tips kerumahtanggaan, termasuk tips ini. Dan untuk pertanyaan berapa umur putrinya, sepertinya tujuh tahun yaa…. Oke, Mak Lianny, semoga blognya semakin bermanfaat. 

 

5 comments:

  1. ternyata sayur yang dimakan ulat dan bolong itu bagus ya.
    biasanya orang nggak mau kalau sayuran itu bolog-bolog..hehe

    ReplyDelete
  2. Satu pertanyaan.
    Bagaimana cara mencuci sayur dengan baik dan benar agar peptisida benar-benar hilang dari sayur atau buah.
    Terima kasih sebelumnya telah sudi menjawab.

    ReplyDelete
  3. Saya kalau ada ulatnya ya nggak suka mbak...pasti juga milih yang mulus...gitu lho

    ReplyDelete
  4. hihi memang ibu-ibu banyak yang nggak mau beli klo sayurnya bolong-bolong. makasih sudah ikutan :)

    ReplyDelete
  5. Wah baru tau juga kalo kentang ga boleh yang masih ijo... makasih udah dishare tipsnya :)

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^