Sunday 14 July 2013

Happy Family with Balance Cashflow

Kalau melihat apa yang sudah kami miliki saat ini, saya agak gak percaya juga sih. Soalnya di dalam rumah tangga kami, hanya suami saya yang menjadi pencari nafkah utama. Saya hanya membantu sebisanya dari hasil pekerjaan sampingan—menulis—di luar pekerjaan utama mengurus anak dan suami.

Alhamdulillah, di tahun keenam pernikahan ini, kami sudah memiliki 2 rumah dengan tipe 45 dan 72, 1 mobil keluarga yang besar, 1 motor, dan 2 kebun jati. Itulah manfaat yang kami peroleh dari pengaturan uang sehari-hari. Berikut ini prioritas pengeluaran rumah tangga, sesuai urutannya:
  1. Zakat: ini pengeluaran kedua setelah pajak. Bagi seorang muslim seperti kami, otomatis kami terkena kewajiban berzakat. Apalagi gaji suami kan sudah masuk kategori wajib zakat. Bagi kami, di dalam harta kami ada bagian untuk kaum dhuafa. Zakat itu kami salurkan ke masjid, yatim piatu, petani di kampung suami, tukang sampah di komplek perumahan kami, dan orang-orang lain yang membutuhkan. Kami yakin, dengan menunaikan kewajiban berzakat ini, harta akan terus bertambah dan terjaga keberkahannya.
  2. Investasi: Kami berinvestasi di rumah dan kebun jati. Kalau rumah, memang suami bisnis properti, tapi yang kami lakukan belum sampai ke bisnis. Baru jadi pembeli saja. Kalau kebun jati, itu karena suami dari Garut dan di sana banyak kebun jati yang dijual dengan harga murah. Suami sering dapat penawaran dari pemilik kebun yang sedang butuh uang. Lahannya kosong, jadi kami tinggal beli bibit jati dan membayar pengurus kebun. Bayarannya murah, karena pengurus kebun diperbolehkan menanam tanaman lain selagi pohon jatinya masih kecil, misalnya: pepaya dan pisang. Bisa dibilang simbiosis mutualisme, deh.
  3. Kartu Kredit: suami sudah punya kartu kredit sejak belum menikah. Katanya sih untuk keperluan membeli rumah. Gak ada kamus kebobolan dalam pemakaian kartu kredit, karena pemakaiannya benar-benar hati-hati. Supaya gak kena denda dan bunga berlipat ganda, kami membayar cicilannya tepat waktu.
  4. Kebutuhan rumah tangga: kami benar-benar berhemat. Boleh percaya atau tidak, kebutuhan rumah tangga itu hanya 20% dari gaji suami. Untungnya saya ini bukan shopaholic. Saya hanya beli barang ketika butuh. Bahkan, keperluan lebaran pun, seadanya saja. Beberapa kali uang THR suami digunakan untuk merenovasi rumah, jadi bukan untuk lebaran. Lah kan kami berlebaran di rumah ortu, jadi gak perlu juga beli kue. Paling-paling ngasih uang ke ortu dan beli baju yang biasa saja. Liburan pun, kami mencari yang murah. Misalnya, Kebun Binatang Ragunan, Kebun Raya Bogor, Taman Matahari, dan tempat-tempat wisata lain yang tarifnya terjangkau. Nanti akan ada masanya kami berwisata ke tempat yang tarifnya mahal, tapi bukan sekarang. Masih banyak keperluan yang lebih penting. 
Happy Family with Balance Cashflow
Untuk menambah ilmu tentang pengaturan keuangan sehari-hari, saya membaca-baca situs www.liveolive.com. Situs ini komplit banget menjawab pertanyaan seputar pengaturan uan sehari-hari supaya hidup sejahtera. Yang paling menarik adalah tabel anggaran (tool budget), di mana kita bisa menghitung pengeluaran per bulan dan mengetahui apakah kita sudah mengatur pengeluaran dengan baik atau tidak.  Kita juga bisa memperoleh informasi mengenai pengaturan keuangan melalui facebook fanspage https://www.facebook.com/MyLiveOlive, follow Twitter https://twitter.com/MyLiveOlive, follow Google+ Page https://plus.google.com/b/109724956281090737591, dan subscribe ke Channel You Tube http://www.youtube.com/user/MyLiveOlive.   
 
www.liveolive.com

4 comments:

  1. intinya keuangan itu mau besar atau kecil kl manajemennya bagus biasanya berjalan baik, ya, Mbak

    ReplyDelete
  2. Sepakat, Mak Myra. Makasih ya udah mampir :-)

    ReplyDelete
  3. waaaahh, udah ada 2 rumah dan kebun jati. jadi inget bapakku juga pelit banget kalo soal pengeluaran rumah tangga. ibuku yang jor2an. haha. tapi namanya emak2 pasti tunduk patuh sama suami. jadi ga berani beli2 klo udah ada warning ga boleh belanja ini itu. takut kualat katanya. wkwkwk :P akhirnya ya, bisa juga invest ke rumah, bun. ternyata emang kuncinya di komunikasi suami istri buat menyepakati tentang keuangan ya. :D

    ReplyDelete
  4. Iya betul, La, suami istri harus sepakat karena sepaket :D

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^